siska nurfadila

siska nurfadila

Rabu, 18 Januari 2012

MAKALAH JAMBAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah.
Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat sebenarnya,masyarakat sadar dan mengerti arti pentingnya mempunyai jamban sendiri di rumah. Alasan utama yangselalu diungkapkan masyarakat mengapa sampai saat ini belum memiliki jamban keluarga adalah tidak atau belummempunyai uang melihat faktor kenyataan tersebut, sebenarnya tidak adanya jamban di setiap rumah tangga bukansemata faktor ekonomi, Tetapi lebih kepada adanya kesedaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat (PHBS), jamban pun tidak harus mewah dengan biaya yang mahal.
Cukup yang sederhana saja disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rumag tangga. Buat apa jamaban yang mewah sementara perilaku buang air besar (BAB) masih tetap sembarangan. Ada faktor lain yang menyebabkan masyarakat untuk membuat atau membangun jamban yaitu ketergantungan pada bantuan pemerintah dalam hal membangun jamban. Hal ini merupakan bagian dari kesalahan masa lalu dalam penerapan kebijakan yang justru cenderung memanjakan masyarakat. Program pembangunan jamban yang dilakukan selama ini kurang optimal khususnya dalam membangun perubahan masyarakat. pendekatan yang dilakukan mempunyai karakttreistik yang berorientasi kepada konstruksi atau bangunan fisik jamban saja,tanpa ada upaya pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang memadai selain itu desain jamban yang dianjurkan seringkali mahal bagi keluarga miskin. Subsidi proyek tidak efektif menjangkau kelompok masyarakat miskin. jamban dibangun, tetapi  seringkali tidak digunakan masyarakat.

B.    Rumusan Masalah.
1.   Apakah mahasiswa mampu mengetahui defisiensi dari jamban?
2.  Apakah mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis jamban?
3.  Apakah mahasiswa mampu mengetahui cara memilih jenis jamban?
4.  Apakah mahasiswa mampu mengetahui alasan penggunaan jamban?
5.  Apakah mahasiswa mampu mengetahui syarat-syarat jamban?
6.  Apakah mahasiswa mampu mengetahui cara memelihara jamba?
8.  Apakah mahasiswa mampu mengetahui tempat jamban?
9.  Apakah mahasiswa mampu mengetahui petunjuk pemakaian dan pemeliharaan jamban yang dilengkapi dengan leher angsa?

C.     Tujuan Penulisan.
Adapun  tujuan dari penulisan makalah ini yaitu akan dijadikan sebagai acuan bahan referensi bagi para mahasiswa / mahasiswi keperawatan dalam meningkatkan etos dan mutu pendidikan dalam dunia kesehatan  sehingga wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan semakin bertambah serta dapat pula di jadikan sebagai bahan penyuluhan kesehatan sewaktu – waktu apabila sedang di perlukan.


D.   Manfaat Penulisan.
1.     Mahasiswa mampu mengetahui defisiensi dari jamban.
2.    Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis jamban.
3.    Mahasiswa mampu mengetahui cara memilih jenis jamban.
4.    Mahasiswa mampu mengetahui alasan penggunaan jamban.
5.    Mahasiswa mampu mengetahui syarat-syarat jamban.
6.    Mahasiswa mampu mengetahui cara memelihara jamban
8.    Mahasiswa mampu mengetahui tempat jamban.
9.    Mahasiswa mampu mengetahui petunjuk pemakaian dan pemeliharaan jamban yang dilengkapi dengan leher angsa
10. Batasan Masalah.

Adapun yang menjadi batasan dalam penulisan makalah ini terdiri dari 2 yaitu batasan temporal dan batasan spasial. Batasan temporal adalah batasan kurun waktu yang menjadi masalah penulisan makalah yaitu kurang lebih 1 minggu dengan pertimbangan karena yang menjadi bahan dalam penulisan terdiri dari tinjauan pustaka dimana referensi tersebut berasal dari beberapa sumber dalam melengkapi makalah tersebut.                
Sedangkan yang menjadi batasan spasialnya, karena yang menjadi pelaku dalam penulisan makalah ini adalah  mahasiswa / mahasiswi keperawatan sehingga makalah tersebut harus dapat dan mampu dipahami oleh penulis khususnya dalam landasan teoritisnya hingga penjelasan - penjelasannya yang berkaitan dengan dunia kesehatan sebelum kurun waktu yang telah ditentukan yang nantinya akan dijadikan sebagai tugas kelompok.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian/ Defenisi.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
B.     Jenis-Jenis Jamban.
1.    Jamban cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa lupang yang ebrfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
2. Jamban tangki septik/leher angsa adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya. Pilihan leher angsa yang terbuat dari keramik, porselin atau kaca serat (fiber glass). Tempat air perapat harus terbuat dari kaca serat atau keramik karena permukaanya licin dan cukup kuat sehingga mudah dibersihkan. Juga tidak berbau dan tidak mengundang serangga. Tinggi air perapat harus paling sedikit 2 cm.
C.  Cara Memilih Jenis Jamban.
1 .Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
2. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk, karena dapat menggunakan multiple latrine yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban).
3. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.


D. Alasan Menggunakan Jamban.
1.  Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.
2. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.
3.  Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracuanan.
E.  Syarat jamban sehat.
1. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter .
2. Tidak berbau.
3.  Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
4.  Tidak mencemari tanah di sekitamya.
5.   Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
6.   Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
7.    Penerangan dan ventilasi cukup.
8.    Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
9.  Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
F. Cara Memelihara Jamban.
1.       Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air.
2.       Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
3.      Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
4.      Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang berkeliaran.
5.      Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih).
6.      Bila ada kerusakan segera diperbaiki.

Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
Tempat jamban dapat dipilih yang baik, sehingga bau dari jamban tidak tercium.  Secara tersendiri dan ditempatkan di luar atau di dalam rumah dan berfungsi untuk melayani 1 sampai dengan 5 keluarga, atau untuk melayani orang-orang di tempat-tempat umum (terminal, bioskop, dan sebagainya).
Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan  satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.
Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus atau WC. Syarat jamban yang sehat sesuai kaidah-kaidah kesehatan adalah sebagai berikut :
1.     Tidak memncemari sumber air minum
2.    Tidak berbau tinja dan tidak bebas  dijamah oleh serangga maupun tikus.
3.    Air seni, air bersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah sekitar olehnya itu lantai sedikitnya berukuran 1 X 1 meter dan dibuat cukup landai, miring kearah lobang jongkok.
4.    Mudah dibersihkan dan aman penggunaannnya.
5.    Dilengkapi dengan dinding dan penutup
6.    Cukup penerangan dan sirkulasi udara.
7.    Luas ruangan yang cukup
8.    Tersedia air dan alat pembersih.
Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kebiasaan masyarakat. Tujuan program JAGA (jamban keluarga) yaitu tidak membuang tinja ditempat terbuka melaingkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga. Penggunaan jamban yang baik adalah kotoran yang masuk hendaknya disiram dengan air yang cukup, hal ini selalu dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara periodic Bowl, leher angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu ditutup jika jamban tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-benda lain.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jarak jamban dan sumber air bersih adalah sebagai berikut :
1.     Kondisi daerah, datar atau miring
2.    Tinggi rendahnya permukaan air
3.    Arah aliran air tanah
4.    Sifat, macam dan struktur tanah
Pemeliharaan jamban keluarga sehat yang baik adalah lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air, bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang  jamban selalu dalam keadaan bersih, didalam jamban tidak ada kotoran terlihat, tidak ada serangga(kecoa, lalat) dan tikus berkeliaran, tersedia alat pembersih dan bila ada kerusakan segera diperbaiki.
H.   Tempat Jamban.
1.     Pelat Jongkok.
Pelat jongkok harus selalu bersih dan licin. Untuk itu pilihlah pelat jongkok yang terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, misalnya keramik, kaca serat, porselin, dan sebagainya.
2.    Pondasi.
Umumnya tebal pondasi jamban 20-40 cm dan dalamnya 40 cm, terbuat dari batu kali, bata atau batako. Adukannya terdiri dari semen : pasir = 1 : 6. Jika semen diganti dengan kapur dan semen merah : pasir = 1 : 3 : 4.
3.    Lantai.
Lantai beton setebal 10 cm, kedap air, awet, dan mudah dibersihkan. Lantai tegel dapat dipasang dengan adukan semen : pasir = 1 : 3.

4.    Pintu.
Pintu dapat dibuat dari bambu atau kayu yang dilapisi seng atau aluminium sehingga tidak mudah lapuk. jarak tepi bawah pintu dari lantai sekitar 5-7,5 cm. Ukuran :
tinggi 1,80 m.lebar 0,65 m.
5.    Dinding.
Dinding dapat dibuat dari bata/batako, kayu/papan, anyaman bambu. Tinggi dinding :1,00 - 2,00 m. dinding depan 20 cm lebih tinggi supaya atapnya miring ke belakang.
Untuk menghemat biaya, dinding dapat dibagi dua, yaitu:
a.    Bagian bawah dibuat dari bata setinggi 1,5 m supaya pemakaiannya terlindung
  1. Bagian atas dapat dari anyaman bambu atau papan, dinding bawah setinggi 40-50 cm harus dplester dengan kedap air agar tidak lembab dan mudah dibersihkan.
6.    Lubang Angin.
Lubang angin sangat diperlukan agar selalu terjadi pergantian udara di dalam jamban
7.    Atap.
Atap jamban berguna sebagai pelindung di waktu hujan dan mencegah air hujan masuk ke dalam pelat jongkok. Bahan atap misalnya genting, seng gelombang, ijuk, atap plastik tembus cahaya, daun bambu, alang-alang, dan sebagainya. Kemiringan atap minimum 15 derajat.
8.    Jarak Cubluk atau Resepan dari Tangki Septik ke Sumur.
Bila letak cubluk atau resapan dan tangki septik berdekatan dengan sumur, maka jarak minimum antara cubluk dan sumur tersebut harus 10 m.
I.  Petunjuk Pemakaian dan Pemeliharaan Jamban yang Dilengkapi dengan Leher Angsa.
1.  Sebelum dipakai plat jongkok disiram terlebih dahulu dengan air supaya najis tidak melekat dan penggelontorannya lancar
2.   Jika tidak ada bak penampung air di dalam kakus, sediakan tempat/ember dengan isi 2 sampai 3 liter
3.  Air hujan jangan dialirkan langsung ke dalam jamban demikian juga air dari kamar mandi. Hal ini untuk menghindarkan gangguan terhadap Tangki Septik atau Cubluk yang digunakan sebagai tempat pengolahan.
4.  Pelat jongkok harus dibersihkan dengan sikat yang khusus untuk itu (yang bertangkai). Untuk membersihkan dipakai sedikit air dan bubuk sabun atau abu gosok. Demikian juga lantai kakus/jamban harus dibersihkan setiap hari.
5.  Untuk menghindarkan tersumbatnya perangkap air, jangan membuang sampah dan kotoran rumah tangga lainnya ke dalam lubang jamban
6.  Jangan membuang puntung rokok yang masih menyala ke lubang jamban, karena dapat mengakibatkan adanya tanda yang berbekas.
7.    Perangkap air yang tersumbat dibersihkan dengan belahan bambu dari arah lubang jamban atau jika ada dari lubang/bak pemeriksa di belakang kakus
8.   Jika ada bau busuk dari kakus/jamban, periksalah apakah perangkap air kosong atau rusak. Jika perangkap air kosong, siramkan air kedalam lubang jamban.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan.
Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia atau najis bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus atau WC.
Pemeliharaan jamban keluarga sehat yang baik adalah lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air, bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang  jamban selalu dalam keadaan bersih, didalam jamban tidak ada kotoran terlihat, tidak ada serangga(kecoa, lalat) dan tikus berkeliaran, tersedia alat pembersih dan bila ada kerusakan segera diperbaiki.
B.  Saran.
Cara pengendalian yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk untuk selalu menggunakan jamban yang sehat tidak merusak lingkungan dan pencemarannya. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai sanitasi lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka perilaku masyarakat untuk menggunakan jamban  yang sehat tidak optimal.



BAB IV
PENUTUP
Dalam proses pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) khususnya dalam Jurusan Keperawatan perlunya meningkatkan ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang menjadi tujuan dan sudah digariskan kepada seluruh mahasiswa /mahasiswi keperawatan sejak dulu terutama yang berkaitan dengan Penyuluhan Kesehatan yang merupakan pembelajaran yang dianggap sangat mempengaruhi dalam memberikan penyuluhan kesehatan dimana didalam pelajaran tersebut kita dapat mengetahui bagaimana cara memberikan penyuluhan kesehatan kepada individu, kelompok, masyarakat, maupun keluarga.
Untuk itu kami sebagai penyusun dalam penulisan makalah ini ingin mengucapkan terimah kasih kepada para mahasiswa/mahasiswi lainnya yang turut berperan terutama Dosen Pengajar (Baharuddin, S. Kep, Ns) dalam mata kuliah  Ilmu Keperawatan Dasar II yang telah membimbing dan memberikan judul makalah tersebut sehingga kami dapat mengetahui bagaimana pengertian, jenis, cara-cara,syarat, dsb dari jamban itu sendiri. Selain itu kami mengharapkan semoga dalam presentasi atau diskusi mengenai masalah tersebut dapat berjalan dengan lancar.




DAFTAR PUSTAKA
·         Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
·         http//:Sanitasi Lingkunga.htm di kunjungi situsnya pada tanggal 07 Novrmber 2009
·         http://jojo-fakultaskesehatanmasyarakat.blogspot.com/p/blog-page.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar