ANATOMI KULIT
Pertanyaan:
1. Deskripsikan susunan atau lapisan
kulit pada manusia!
2. Diskusikan fungih kulit secara umum
3. Diskusikan proses terjadinya
jerawat!
4. Diskusikan terjadinya penuaan dini!
5. Sebutkan kelenjar kelenjar yang
terdapat pada kulit!
Jawaban:
1. Struktur
Kulit
a. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri dari epitel squamosa, dan tidak mengandung pembuluh darah. Lapisan ini terdiri atas lima lapisan yaitu:
1) Stratum Korneum
2) Stratum Lusidum
3) Stratum Granulosum
4) Stratum Spinosum
5) Stratum Basale
Stratum spinosum dan basale keduanya disebut dengan stratum germinatifum karena menghasilkan sel-sel baru. Selain di telapak tangan dan kaki, lapisan epidermis biasanya hanya terdapat stratum korneum dan germinatifum.
1) Stratum Korneum
Lapisan ini merupakan lapisan tipis dari sel-sel mati, mengandung soft keratin untuk mempertahankan elastisitas kulit dan melindungi lapisan dibawahnya dari udara dan kekeringan. Normalnya lapisan ini mengalami abrasi setiap harinya.
2) Stratum Lusidum
Lapisan ini tembus cahaya, terdiri dari sel-sel mati, mengandung eleidin (protein peralihan antara soft keratin dengan keratohyaline), hanya tampak di telapak tangan dan kaki. Lapisan ini berperan dalam melindungi kulit dari sinar Ultra Violet.
3) Stratum granulosum
Stratum granulosum m engandung granula keratohyalin yang merupakan awal awal proses keratinisasi dan berkaitan dengan proses kematian sel.
4) Startum Spinosum
Stratum spinosum terdiri dari sel polihedral (banyak sisi) , sel-sel saling berikatan dan mengunci. Pada lapisan ini terjadi proses sintesis protein secara aktif dan pembentukan sel-sel baru dan didorong ke permukaan untuk mengganti sel-sel mati pada stratum korneum
5) Stratum Basale
Lapisan ini berbatasan dengan lapisan dermis, biasanya terdapat sel kolumnar/sel kuboid dan pada lapisan ini terjadi produksi sel-sel baru.
b. Dermis
Lapisan dermis merupakan bagian tersbesar dari komposisi kulit, merupakan lapisan yang kuat dan memiliki jaringan ikat yang fleksibel yang mengandung serabut kolagen. Retikular dan serabut-serabut elastis. Serabut kolagen dibentuk dari protein kolagen yang sangat tipis. Serabut retukular, merupakan serabut paling tipis sebagai jaringan penyokong. Serabut elastis menjadikan kulit lebih fleksibel. Kebanyakan sel pada dermis adalah fibroblast, sel lemak dan makrofag Pada lapisan ini terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, ujung syaraf, folikel rambut dan kelenjar-kelenjar. Lapisan dermis terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan papila dan lapisan retikular.
1) Lapisan Papila
Lapisan papila hampir tidak mengandung jaringan ikat, memiliki serabut kolagen yang tipis. Lapisan ini dikenal dengan lapisan subepitel karena dibawah lapisan epitel epidermis. Lapisan ini disebut juga lapisan papila karena terdapat papila (kecil, seperti jari-jari) yang berikatan dengan epidermis. Kebanyakan papila mengandung kapiler untuk memberi nutrisi pada epidermis. Pada lapisan ini pula terdapat ujung-ujung syaraf husus (meissner untuk sentuhan). Papila dengan serabut dobel ditelapak tangan dan kaki membentuk sidik jari.
2) Lapisan retikular
Lapisan retikuler terdiri dari jaringan ikat, memiliki serabut kolagen yang kasar dan berkas serabut yang saling bersilangan membentuk seperti jaring. Garis-garis serabut tersebut membentuk Cleavage yang penting dalam proses pembedahan. Sayatan bedah yang memotong garis cleavage lebih sulit sembuh daripada yang paralel dengan garis ini.
Lapisan reticular sangat banyak mengandung pembuluh darah, syaraf, ujung-ujung syaraf bebas, sel-sel adiposa(lemak), kelenjar minyak dan akar rambut, reseptor untuk tekanan dalam. Bagian terbawah lapisan ini mengandung serabut otot polos (hususnya di genital dan putting susu) dan folikel rambut.
c. Hipodermis/Subkutan
Lapisan hypodermis atau lapisan subkutan terdiri dari jaringan adipose, banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan dasar dari folikel rambut. Tidak seperti epidermis dan dermis, batas dermis dengan lapisan ini tidak jelas.
Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada bagian yan melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada area tertentu yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat lapisan sel-sel lemak yang tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan dalam pembentukan bentuk tubuh terutama pada wanita.
a. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri dari epitel squamosa, dan tidak mengandung pembuluh darah. Lapisan ini terdiri atas lima lapisan yaitu:
1) Stratum Korneum
2) Stratum Lusidum
3) Stratum Granulosum
4) Stratum Spinosum
5) Stratum Basale
Stratum spinosum dan basale keduanya disebut dengan stratum germinatifum karena menghasilkan sel-sel baru. Selain di telapak tangan dan kaki, lapisan epidermis biasanya hanya terdapat stratum korneum dan germinatifum.
1) Stratum Korneum
Lapisan ini merupakan lapisan tipis dari sel-sel mati, mengandung soft keratin untuk mempertahankan elastisitas kulit dan melindungi lapisan dibawahnya dari udara dan kekeringan. Normalnya lapisan ini mengalami abrasi setiap harinya.
2) Stratum Lusidum
Lapisan ini tembus cahaya, terdiri dari sel-sel mati, mengandung eleidin (protein peralihan antara soft keratin dengan keratohyaline), hanya tampak di telapak tangan dan kaki. Lapisan ini berperan dalam melindungi kulit dari sinar Ultra Violet.
3) Stratum granulosum
Stratum granulosum m engandung granula keratohyalin yang merupakan awal awal proses keratinisasi dan berkaitan dengan proses kematian sel.
4) Startum Spinosum
Stratum spinosum terdiri dari sel polihedral (banyak sisi) , sel-sel saling berikatan dan mengunci. Pada lapisan ini terjadi proses sintesis protein secara aktif dan pembentukan sel-sel baru dan didorong ke permukaan untuk mengganti sel-sel mati pada stratum korneum
5) Stratum Basale
Lapisan ini berbatasan dengan lapisan dermis, biasanya terdapat sel kolumnar/sel kuboid dan pada lapisan ini terjadi produksi sel-sel baru.
b. Dermis
Lapisan dermis merupakan bagian tersbesar dari komposisi kulit, merupakan lapisan yang kuat dan memiliki jaringan ikat yang fleksibel yang mengandung serabut kolagen. Retikular dan serabut-serabut elastis. Serabut kolagen dibentuk dari protein kolagen yang sangat tipis. Serabut retukular, merupakan serabut paling tipis sebagai jaringan penyokong. Serabut elastis menjadikan kulit lebih fleksibel. Kebanyakan sel pada dermis adalah fibroblast, sel lemak dan makrofag Pada lapisan ini terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, ujung syaraf, folikel rambut dan kelenjar-kelenjar. Lapisan dermis terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan papila dan lapisan retikular.
1) Lapisan Papila
Lapisan papila hampir tidak mengandung jaringan ikat, memiliki serabut kolagen yang tipis. Lapisan ini dikenal dengan lapisan subepitel karena dibawah lapisan epitel epidermis. Lapisan ini disebut juga lapisan papila karena terdapat papila (kecil, seperti jari-jari) yang berikatan dengan epidermis. Kebanyakan papila mengandung kapiler untuk memberi nutrisi pada epidermis. Pada lapisan ini pula terdapat ujung-ujung syaraf husus (meissner untuk sentuhan). Papila dengan serabut dobel ditelapak tangan dan kaki membentuk sidik jari.
2) Lapisan retikular
Lapisan retikuler terdiri dari jaringan ikat, memiliki serabut kolagen yang kasar dan berkas serabut yang saling bersilangan membentuk seperti jaring. Garis-garis serabut tersebut membentuk Cleavage yang penting dalam proses pembedahan. Sayatan bedah yang memotong garis cleavage lebih sulit sembuh daripada yang paralel dengan garis ini.
Lapisan reticular sangat banyak mengandung pembuluh darah, syaraf, ujung-ujung syaraf bebas, sel-sel adiposa(lemak), kelenjar minyak dan akar rambut, reseptor untuk tekanan dalam. Bagian terbawah lapisan ini mengandung serabut otot polos (hususnya di genital dan putting susu) dan folikel rambut.
c. Hipodermis/Subkutan
Lapisan hypodermis atau lapisan subkutan terdiri dari jaringan adipose, banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan dasar dari folikel rambut. Tidak seperti epidermis dan dermis, batas dermis dengan lapisan ini tidak jelas.
Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada bagian yan melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada area tertentu yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat lapisan sel-sel lemak yang tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan dalam pembentukan bentuk tubuh terutama pada wanita.
2. Kulit memiliki beberapa fungsi:
·
Sebagai
alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
·
Sebagai
alat peraba.
·
Sebagai
pelindung organ dibawahnya.
·
Tempat
dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
·
Pengatur
suhu tubuh.
·
Tempat
menimbun lemak.
3. Penyebab paling utama tumbuhnya jerawat adalah adanya masalah dalam
gula darah di tubuh kita, terjadinya ketidak seimbangan antara hormon dan inflamasi. Maka akan
mengakibatkan organ kulit kita
memproduksi sebum secara berlebihan serta memicu terjadinya penyumbatan pada
pori-pori. Banyak para ahli menyebut jerawat
sebagai diabetes kulit, kenapa
demikian? karena proses terjadinya jerawat
berhubungan dengan gula darah. Sedangkan inflamasi mengakibatkan
pembengkakan pada permukaan kulitsehingga memerah dan terasa nyeri.
Tahap 1
Ini adalah tahapan awal dari jerawat yang biasanya dimulai dengan adanya komedo (whitehead). Terlihat beberapa bintik putih di wajah terutama di ujung hidung, sudut hidung dan bawah bibir. Kondisi ini tidak menyebabkan peradangan, tapi beberapa hari kemudian akan timbul titik hitam di daerah tersebut. Jika seseorang menghilangkannya dengan cara tidak steril, maka akan ada kesempatan bagi jerawat untuk berkembang lebih lanjut.
Tahap 2
Pada tahap ini akan terlihat peradangan ringan yang biasanya disertai dengan papula. Papula adalah lesi (luka) kulit yang sedikit membesar tapi dalam ukuran kecil dan padat. Kondisi ini juga dikenal dengan jerawat ringan, jika bisa diberikan pengobatan yang baik maka bisa mengendalikan jerawat.
Tahap 3
Dalam tahap ini papula pada kulit sudah mulai berkembang dan terlihat meradang. Pengobatan ini biasanya harus membutuhkan bantuan medis.
Tahap 4
Jerawat yang muncul sudah berubah menjadi pastules. Pada dasarnya pastules ini berisi nanah, terlihat meradang dan ada semacam tip putih. Jika sudah mencapai tahap ini, sebaiknya jerawat tidak dipencet sembarangan.
Tahap 5
Jika masalah kulit ini tidak terkendali, maka bisa memasuki tahap yang parah. Gumpalan (nodule) akan mulai muncul pada tahap ini. Pastules yang ada lebih berkembang di wajah yang berisi nanah, sel-sel kulit mati, sel darah putih, bakteri dan sebum. Gumpalan yang meradang ini bisa meluas ke bagian kulit yang lebih dalam dan menyebabkan rasa sakit. Jika sudah mencapai kulit yang dalam, maka bisa menyebabkan parut.
Tahap 6
Pada tahap ini kulit akan terlihat memerah dan darah bisa muncul dari jerawat ini jika timbul luka. Tahap ini mengakibatkan infeksi dan meningkatkan potensi jerawat berikutnya.
Tahap 7
Dalam tahap ini penggunaan obat diperlukan untuk membantu membersihkan semua gumpalan (bintil) dan jerawat yang mengandung nanah. Sebaiknya pengobatan ini dilakukan oleh seorang dermatolog agar jerawat lebih terkendali dan tidak berkembang lebih lanjut.
Tahap 8
Kondisi ini adalah salah satu tahapan penyembuhan jerawat yang mana seseorang bisa melihat bekas luka atau titik bekas jerawat. Untuk menghilangkannya diperlukan perawatan khusus terhadap bekas luka jerawat untuk menghindari jaringan parut permanen.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan timbulnya jerawat yaitu fluktuasi hormon, kelenjar minyak yang terlalu aktif, keturunan, faktor musim, konsumsi kafein, merokok, kehamilan, faktor stres, kurangnya perawatan untuk kulit sehingga kulit kotor atau tidak bersih dan kulit yang berminyak sehingga kotoran mudah untuk menempel.
Ini adalah tahapan awal dari jerawat yang biasanya dimulai dengan adanya komedo (whitehead). Terlihat beberapa bintik putih di wajah terutama di ujung hidung, sudut hidung dan bawah bibir. Kondisi ini tidak menyebabkan peradangan, tapi beberapa hari kemudian akan timbul titik hitam di daerah tersebut. Jika seseorang menghilangkannya dengan cara tidak steril, maka akan ada kesempatan bagi jerawat untuk berkembang lebih lanjut.
Tahap 2
Pada tahap ini akan terlihat peradangan ringan yang biasanya disertai dengan papula. Papula adalah lesi (luka) kulit yang sedikit membesar tapi dalam ukuran kecil dan padat. Kondisi ini juga dikenal dengan jerawat ringan, jika bisa diberikan pengobatan yang baik maka bisa mengendalikan jerawat.
Tahap 3
Dalam tahap ini papula pada kulit sudah mulai berkembang dan terlihat meradang. Pengobatan ini biasanya harus membutuhkan bantuan medis.
Tahap 4
Jerawat yang muncul sudah berubah menjadi pastules. Pada dasarnya pastules ini berisi nanah, terlihat meradang dan ada semacam tip putih. Jika sudah mencapai tahap ini, sebaiknya jerawat tidak dipencet sembarangan.
Tahap 5
Jika masalah kulit ini tidak terkendali, maka bisa memasuki tahap yang parah. Gumpalan (nodule) akan mulai muncul pada tahap ini. Pastules yang ada lebih berkembang di wajah yang berisi nanah, sel-sel kulit mati, sel darah putih, bakteri dan sebum. Gumpalan yang meradang ini bisa meluas ke bagian kulit yang lebih dalam dan menyebabkan rasa sakit. Jika sudah mencapai kulit yang dalam, maka bisa menyebabkan parut.
Tahap 6
Pada tahap ini kulit akan terlihat memerah dan darah bisa muncul dari jerawat ini jika timbul luka. Tahap ini mengakibatkan infeksi dan meningkatkan potensi jerawat berikutnya.
Tahap 7
Dalam tahap ini penggunaan obat diperlukan untuk membantu membersihkan semua gumpalan (bintil) dan jerawat yang mengandung nanah. Sebaiknya pengobatan ini dilakukan oleh seorang dermatolog agar jerawat lebih terkendali dan tidak berkembang lebih lanjut.
Tahap 8
Kondisi ini adalah salah satu tahapan penyembuhan jerawat yang mana seseorang bisa melihat bekas luka atau titik bekas jerawat. Untuk menghilangkannya diperlukan perawatan khusus terhadap bekas luka jerawat untuk menghindari jaringan parut permanen.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan timbulnya jerawat yaitu fluktuasi hormon, kelenjar minyak yang terlalu aktif, keturunan, faktor musim, konsumsi kafein, merokok, kehamilan, faktor stres, kurangnya perawatan untuk kulit sehingga kulit kotor atau tidak bersih dan kulit yang berminyak sehingga kotoran mudah untuk menempel.
penyebab terjadinya jerawat. Secara umum jerawat muncul karena adanya penyumbatan yang
terjadi di dalam pori-pori.
Kondisi lain yang berpengaruh dalam kemunculan jerawat tersebut adalah ;
Kondisi lain yang berpengaruh dalam kemunculan jerawat tersebut adalah ;
- Kelenjar minyak yang terlalu aktif.
- Menumpuknya kotoran/sel kulit yang telah mati.
- Faktor keturunan/genetika.
- Bakteri P. acne.
- Siklus Hormonal yang tidak stabil.
- Anabolic Steroid (sejenis obat yang meniru Hormon Seks)
- Iritasi kulit yg mengakibatkan peradangan.
- Lingkungan dengan kandungan Klorin yang tinggi
- Pil KB.
- Pola makan yang tidak sehat.
- Banyak memakan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi.
- Tidak memelihara kesehatan badan.
- Kosmetik.
- Ras.
- Lingkungan kerja.
- Kejiwaan/psikis/stres.
- Diet tidak sehat.
- Faktor traumatik.
- Cuaca/iklim.
Dan faktor penyebab lain yang
mungkin terlewatkan.
Kenali dengan pasti apa penyebab jerawat anda, karena akan mudah menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan.
Kenali dengan pasti apa penyebab jerawat anda, karena akan mudah menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan.
Silahkan anda baca juga artikel JERAWAT terkait berikut !
penyebab
jerawat
- Tahap-tahap Munculnya Jerawat
- Terapi Gen untuk Depresi
- Patofisiologi Jerawat
- Apakah Minum Susu bisa Menimbulkan Jerawat ?
- Jerawat Hormon
- Bakteri penyebab Jerawat
4. Dua
Faktor Penyebab Penuaan Dini
Penuaan dini disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama faktor internal, seperti keturunan, kesehatan dan daya tahan, dan kejiwaan. Faktor internal merupakan proses alamiah yang tidak mungkin dihindari setiap manusia. Hal ini dapat juga dipicu oleh stres dan perubahan hormonal, dan faktor ini hanya dapat dikurangi efeknya, dengan cara perawatan wajah yang tepat, rutin dan lembut, mengurangi stres serta mencoba hidup santai.
Penyebab yang kedua adalah faktor eksternal yang meliputi :
a. Radikal bebas
Yaitu molekul ganas yang menggerogoti sel-sel tubuh termasuk jaringan kalogen. Sebagian ahli berpendapat bahwa radikal bebas terbentuk sebagai efek polusi lingkungan, paparan sinar matahari, pemakaian air yang tercampur bahan kimia, perubahan cuaca dan faktor lain yang mengganggu pertumbuhan normal kalogen.
Pencegahan radikal bebas dapat dilakukan dengan mengatur pola makan, diet yang mengandung protein tinggi dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin seperti buah dan sayuran. Dengan gizi yang baik, struktur sel akan membaik hingga proses penuaan dini dapat diperlambat.
b. Sinar matahari
Untuk menghindari pengaruh buruk sinar matahari, hindari saat sinar matahari memancarkan sinar ultra violet di titik kulminasi (antara pukul 10.00 – 15.00) dan selalu mengenakan tabir surya pada wajah dan bagian tubuh yang terbuka setiap ke luar ruangan.
c. Kelembaban udara
Kelembaban udara yang tinggi dan tidak stabil seperti di alam tropis ini, menjadi penyebab terjadinya penuaan dini, terutama jika kulit tidak dilindungi dengan baik.
Salah satu cara melindungi kelembaban kulit adalah dengan mengenakan pelembab yang dapat mempertahankan kadar air dalam kulit. Untuk melindungi kelembutan kulit, gunakan pelembab pada wajah dan body lotion yang sesuai dengan jenis kulit pada seluruh tubuh terutama yang tidak terlindungi oleh pakaian. Pelembab yang baik untuk melembabkan kulit kering dan kulit normal, pilih bahan pelembab yang mengandung humektan sebagai pengikat air yaitu asam alfa-hidroksi A-HA/Alpha-Hidroksi Acid).
Sinar matahari dapat menimbulkan masalah pada kulit, terutama pada mereka yang suka mandi matahari atau terkena terpaan langsung sinar matahari secara terus menerus yang mengakibatkan kulit keriput dan timbul penuaan lebih dini. Sinar matahari diduga kuat sebagai penyebab kanker kulit.
Bila terpaksa harus melakukan kegiatan di bawah terpaan sinar matahari, gunakan topi pelindung dan oleskan krim pelindung yang mengandung Sun Protection Factor (SPF) 15.
Proses penuaan tubuh diikuti dengan penurunan produksi sejumlah organ, terutama sel dan hormon. Pergantian sel-sel dan hormon yang membantu kemudaan menjadi terus melambat. Maka gaya hidup yang tidak sehat sangat berpotensi terjadinya penuaan dini.
Gaya hidup yang tidak sehat yang wajib dihindari, antara lain: merokok, meminum minuman beralkohol, menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang, banyak begadang yang takperlu.
Meskipun baru mulai pada usia 25, proses penuaan terjadi berbeda pada masing-masing individu. Yang perlu diperhatikan bila terjadi proses penuaan dini. Karena seiring dengan bergulirnya proses penuaan saat itupun terjadi melambatnya cara kerja organ-organ tubuh yang mengakibatkan penurun vitalitas.
Di dunia kecantikan penanganan proses penuaan diistilahkan dengan anti-ageing. Anti-ageing merupakan bentuk upaya mengaplikasikan kemajuan ilmu dan teknologi dunia kedokteran guna mendeteksi, mencegah, mengobati, dan mengembalikan disfungsi organ tubuh. Mekanismenya dengan menawarkan berbagai macam praktek, antara lain; botox, facelift atau laser, dan takketinggalan modulasi hormonal, yaitu suatu terapi yang merangsang kembali hormon-hormon pertumbuhan di dalam tubuh. Modulasi hormonal istilah asingnya, HGH.
Hal tersebut di atas bila penanganannya dilakukan secara instan. Proses instan berlangsung dengan cepat. hasilnya nampak signifikan. Namun perlu diingat—menurut ahli medis, cara rejuvenasi memang menggiurkan. Untuk itu, jangan mudah hanyut dengan hasil yang dijanjikan.
Secara alami, anti-ageing pun bisa dilakukan dengan cara menginjeksi sejumlah hormon, atau -bila mau- berpuasa dan berolahraga. Dengan melakukan olahraga, teruji dapat meningkatkan kadar hormon. Atau bisa pula dengan mengonsumsi suplemen anti penuaan, sayur dan buah, antioksidan, menghindari stress yang berlebihan, pola makan seimbang, minum air putih dua liter sehari, dan tidur yang cukup.
Bila semua hal tersebut di atas dilakukan dengan baik dan tertib, maka penanganan proses penuaan secara alami akan terrealisasi. Penanganan proses penuaan sebaiknya dilakukan atas dasar pemahaman demi kesehatan sehingga tidak membahayakan kesehatan diri. Esensinya, keinginan awet muda adalah dambaan setiap manusia. Sehingga sangat manusiawi sekali.
5.
Manusia memiliki 3 juta kelenjar keringat. Kelenjar keringat dapat ditemukan di dermis, dekat permukaan
luar kulit.
Kebanyakan terdapat di telapak tangan dan kaki,
dan tidak terdapat di bibir.
Dengan aktivitas fisik yang berat dalam suhu hangat sampai panas, kelenjar akan
mengeluarkan sekitar 2 liter keringat lebih banyak dari biasanya. Kulit memiliki 2 jenis
kelenjar keringat: kelenjar
keringat apokrin dan merokrin.
Kedua jenis kelenjar ini tersusun atas sel mioepitel (dari bahasa Latin:
myo-, "otot"), sel epitel
khusus yang terletak antara sel kelenjar dan lamina basalis di
bawahnya. Kontraksi sel mioepitel memeras kelenjar dan melepaskan sekret yang
sudah menumpuk. Aktivitas sekretorik sel kelenjar dan kontraksi sel mioepitel
dikendalikan oleh sistem saraf otonom dan hormon yang
beredar dalam tubuh.
Di samping itu, kelenjar serumen, yang
memproduksi kotoran telinga, dan kelenjar susu, sering
dianggap sebagai modifikasi kelenjar keringat. Kedua kelenjar itu nampak
sebagai susunan sel yang bundar dan mengelilingi lumen di tengah. Sel yang
mengelilingi lumen adalah epitel kubus berlapis.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak
mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti
peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka
hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon
berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan
perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan
seksual.
1. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
Dalam
tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis,
tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan
testis.
a. Hipofisis
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan
menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya.
Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian
posterior
1. Hipofisis bagian anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior dan fungsinya dapat dilihat pada Tabel
2. Hipofisis bagian tengah
Menghasilkan hormon perangsang melanosit atau Melanosit Stimulating Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam. |
b. Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid
merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat
daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel
tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin
mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja
keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan
metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini
terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme,
yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan
idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan
garam iodium di dalam makanan.
Produksi
tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala
sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah,
gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata
menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.
c. Paratiroid l Kelenjar Anak Gondok
Paratiroid
menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang
berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon
ini menyebabkan tetani dengan
gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari
tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Tumor
paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini
mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak
mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang
mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von
Recklinghousen.
d.
Kelenjar Adrenal l Suprarenal l Anak Ginjal
Kelenjar
ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal
terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar
(korteks) dan bagian tengah (medula).
Hormon dan
pengaruh hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal dapat dilihat pada Tabel.
Kerusakan
pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul kelelahan, nafsu
makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan
ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga
denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah
melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka
lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
e. Pankreas
e. Pankreas
Ada
beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur
konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan
selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon
ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas
juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon insulin.
Hormon dan Fungsi Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Adrenal
f. Ovarium
Ovarium merupakan organ
reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan
hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut.
1. Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh
Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah
menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.
Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita
dengan Aria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan
payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
2. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus
luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding
uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron
selama kehamilan guna mencegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua
hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.
g. Testis
Seperti halnya ovarium, testis
adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan sperma, testis
berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu
testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan
tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan
jakun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar