siska nurfadila

siska nurfadila

Rabu, 14 Maret 2012

TEKNIK MENGUBAH POSISI PASIEN


MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANGKAR

A.      Pengertian
Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri,  atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.

B.      Tujuan
Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.)

C. PERSIAPAN
1. Persiapan Alat :
 Brankar dan handscun atau sarung tangan (jika perlu)
2. Persiapan Pasien :
 Pasien berada di tempat tidur
 Jelaskan prosedur kepada pasien
3. Persiapan Tempat :
 Atur posisi tempat tidur pada posisi datar dari bagian kepala sampai kaki, kunci semua roda bed
 Letakkan berangkar secara parallel di samping tempat tidur, kunci semua roda berangkar
D.   PELAKSANAAN
1.                 Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur
2.                 Naikkan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari  berangkar
3.       Posisikan pasien di tepi tempat tidur, tutupi dengan selimut untuk kenyamanan dan prevacy
4.              Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien
5.       Minta pasien untuk memfleksikan leher jika memungkinkan dan meletakkan kedua tangan menyilang di atas dada
6.       Lakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Perawat pertama meletakkan kedua tangan di bawah bagian dada dan leher, perawat kedua di bawah pinggul, dan perawat ke tiga di bawah kaki pasien
7.       Condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Perawat pertama memberikan intruksi kemudian angkat pasien secara bersama-sama dari tempat tidur dan pindahkan ke brankar
8.       Buat pasien merasa nyaman dan angkat pagar berangkar atau kencangkan sabuk pengaman melintang di atas tubuh pasien.

E. EVALUASI
1. dokumentasikan hasil tindakan
2. pastikan posisi pasien berada pada posisi yang paling aman
3. mencuci tangan










MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR
KE KURSI

A. Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.

B. Tujuan:
1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur
2. Memberikan kenyamanan
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
4. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
5. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi dengan kegiatan ini)
6. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring
7. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik.

C. Pelaksanaan
1. Bantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kursi ini dalam posisi terkunci
2. Pasang sabuk pemindahan pila perlu
3. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang stabil dan anti slip
4. Regangkan kedua kaki anda
5. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien
6. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan tempatkan tangan pada skapula klien
7. Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul anda dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi
8. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda
9. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara langsung ke depan kursi
10. Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk menyokong
11. Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi
12. Kaji klien untuk kesejajarn yang tepat
13. Stabilkan tungkai dengan slimut mandi
14. Ucapkan terimakasih atas upaya klien dan puji klien untuk kemajuan dan penampilannya















MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA
A. PERSIAPAN
    1. Persiapan Alat :
          Kursi roda dan handscun atau sarung tangan (jika perlu)
    2. Persiapan Pasien :
       Pasien berada di tempat tidur
       Jelaskan prosedur pada pasien
     3. Persiapan Tempat :
       Atur posisi tempat tidur pada posisi paling rendah, sampai kaki pasien biasa    
menyentu pasien, kunci semua roda ban.
Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur, kunci
semua roda kursi

B. PELAKSANAAN
1. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur
2. kaji postural hipotensi
3. itruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi bed
4. intruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul
5. intruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed, sedangkan kaki yang lemah berada di depannya
6. meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau diatas kedua bahu perawat
7. berdiri tepat di depan pasien, condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di depan dan yang lainnya di belakang
8. lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat
9. tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda. Siap untuk melakukan gerakan
10. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama menuju korsi roda
11. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi roda, meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu perawat
12. minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi yang paling aman
13. turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya

C. EVALUASI
1. dokumentasikan hasil tindakan
2. pastikan posisi pasien berada pada posisi yang paling aman dan nyaman
3. mencuci tangan














Body Alignment yang diterapkan dalam keperawatan adalah :
1) Membantu pasien duduk dan berdiri:
• Pengertian
Yang dimaksud dengan membantu pasien duduk dan berdiri adalah membantu mengubah posisi pasien dari posisi tidur ke posisi duduk dan kemudian berdiri.
• Tujuan
Tujuan mendudukan dan menidurkan pasien adalah :
 Mobilisasi
ü
 Memberikan rasa aman kepada pasien (menjaga supaya pasien jangan
ü jatuh).
• Persiapan alat-alat
Alat-alat yang harus disiapkan melakukan perasat ini adalah : Sandal.
• Cara bekerja
1 Memberi tahu pasien
2 Mencuci tangan
3 Berdiri disamping kanan pasien.
4 Memasukkan tangan kanan melalui ketiak kanan pasien sampai ke tulang belikat, sedangkan tangan kanan pasien memegang bahu kanan perawat dari arah belakang.
5 Menyisipkan tangan kiri di bawah kuduk pasien dan tangan pasien saling berpegangan di atas bahu perawat.
6 Mengangkat badan pasien kemudian didudukkan
7 Kemudian kedua kaki pasien digeserkan ke tepi tempat tidur, bila pasien tidak bisa menggeser kakinya, maka perawat dengan tangan kanan mengangkat dan mengeser kaki pasien.
8 Pasien duduk di pinggir tempat tidur dengan kedua kakinya terjuntai di sisi tempat tidur, dianjurkan mengayun-ayunkan kedua kakinya.
9 Perawat memeriksa nadi dan menanyakan kepada pasien pusing atau tidak.
10 Kemudian perawat berdiri di depan pasien, kedua tangannya memegang pinggang pasien dan kedua tangan pasien memegang pundak kanan dan kiri perawat.
Menurunkan pasien perlahan-lahan dari tempat tidur, berdiri sebentar untuk memperoleh keseimbangan yang baik lalu berjalan.
11 Memapah pasien ada dua cara, yaitu :
 Perawat dan pasien berjalan berdampingan, perawat di sebelah kiri
§ pasien dengan tangan kanan perawat menahan pasien dari belakang, tangan kiri pasien diletakkan di bahu kiri perawat dipegang oleh tangan kiri perawat.
 Perawat dan pasien berhadapan, dan perawat berjalan mundur. Kedua
§ tangan perawat di pinggang kanan dan kiri pasien, kedua tangan pasien berada di bahu perawat kiri dan kanan.
12 Setelah cukup berjalan, kembalikan pasien ke tempat tidur .
13 Memeriksa nadi dan menanyakan keadaan umum, merasa pusing atau tidak..
14 Merapikan pasien.
15 Mencuci tangan.
Perhatian :
 Bereskan tempat tidur secepat mungkin.
ü
 Apabila saat berjalan merasa pusing, segera kembali ke tempat tidur.
ü
 Selama melakukan aktivitas perhatikan keadaan umum pasien.
ü







JENIS-JENIS PENGATURAN POSISI TUBUH PASIEN

1). Mengatur posisi semi fowler
• Pengertian
Yang dimaksud dengan sikap semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk.
• Tujuan
Tujuan menempatkan pasien dalam posisi semi fowler adalah :
 Mobilisasi
ü
 memberikan perasaan lega kepada pasien yang sesak napas
ü
 Memudahkan perawatan, misalnya, member makan
ü
• Pelaksanaan
Sikap semi fowler dilaksanakan pada :
 Pasien yang sesak napas
ü
 Pasien pasca operasi
 Struma
 Hidung
 Torak
• Persiapan alat-alat
Alat-alat yang harus disiapkan untuk melaksanakan sikap semi fowler :
1 Bantal 5-6 buah
2 Bantal kecil
3 Guling
4 Sandaran punggung
5 Sarung sandaran punggung
6 Bila ada tempat tidur yang dapat dinaikkan bagian kepalanya (orthopaedic bed)
• Cara bekerja
Cara melaksanakan posisi tidur semi fowler adalah sebagai berikut :
1. Memberi tahu pasien
2. Mencuci tangan.
3. Mengangkat dan mendudukkan pasien, Memasang sandaran punggung, mengatur bantal pada sandaran, bila memakai tempat tidur orthopaedic, naikkan bagian kepalanya.
4. Membaringkan pasien pada sandaran
5. Meletakkan guling di bawah lipatan lutut agar tidak merosot.
6. Meletakkan kedua bantal di atas bantal.
7. Merapikan tempat tidur
8. Mencuci tangan.
Perhatian : Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja.

2. ) Mengatur posisi dorsal recumbent
• Pengertian
Yang di maksud dengan sikap dorsal recumbent adalah sikap pasien dalam posisi telentang dengan kedua tungkai ditekuk, sedikit direnggangkan dan kedua tapak kaki menapak pada kasur.
• Tujuan
Tujuan menempatkan pasien dalam posisi ini adalah :
 Memudahkan dalam pemeriksaan, misalnya, Rectal touche, vaginal touché,
ü palpasi perut.
 Memudahkan pelaksanaan perawatan, misalnya, pemasangan kateter,
ü irigasi vagina, partus.
• Pelaksanaan
Sikap ini dilaksanakan pada :
 Pemeriksaan genekologi
ü
 Pengobatan uretra dan kandung kemih
ü
• Persiapan alat-alat
Alat-alat yang dibutuhkan sesuai dengan keperluan.
• Cara bekerja
Cara melaksanakan perasat ini adalah :
1. Memberi tahu pasien
2. Mencuci tangan
3. Pasien menekuk kedua tungkai, direnggangkan sedikit dan menapakkan kedua telapak kaki pada kasur
4. Merapikan pasien.
5. Mencuci tangan
Perhatian : Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja.

3) Mengatur posisi lithotomy
• Pengertian
Yang dimaksud dengan posisi tidur lithotomy adalah posisi tidur pasien dalam posisi telentang dengan kedua tungkai diangkat, lutut ditekuk kearah dada, tungkai bawah ditopang oleh dua orang perawat; bila ada meja genekologi tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki yang tersedia.
• Tujuan
Tujuan menempatkan pasien dalam posisi ini adalah :
 Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misalnya, touché,
ü Cystoscopy, Rectoscopy.
 Memudahkan pelaksanaan perasat, misalnya, menolong partus, operasi
ü haemorrhoid, pemasangan IUD, Curettage.
• Pelaksanaan
Posisi tidur lithotomy ini dilaksanakan pada :
 Pemeriksaan genekologi/urologi
ü
 Pengobatan uretra dan kandung kemih
ü
 Pelaksanaan perasat kebidanan
ü
 Operasi haemorrhoid
ü
 Waktu melahirkan
ü
• Cara bekerja
Cara mengerjakan posisi tidur lithotomy adalah :
1. Memberi tahu pasien
2. Mencuci tangan
3. Pasien meletakkan kedua telapak tangan di bawah kepala
4. Mengangkat kedua tungkai, menekuk kearah dada, kedua tungkai bawah di topang oleh dua orang perawat; bila ada meja genekologi kedua tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki
5. Merapikan setelah selesai pemeriksaan atau pelaksanaan perasat.
6. Mencuci tangan.
Perhatian:
a. Pada pelaksanaan perasat tertentu, bantal diangkat, misalnya pada operasi, pemasangan IUD
b. Perhatikan keadaan umum pasien.





4) Mengatur posisi trendelenburg
• Pengertian
Yang dimaksud dengan posisi tidur trendelenburg adalah posisi tidur pasien dalam posisi bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki.
• Tujuan
Tujuan menempatkan pasien dalam posisi trendelenburg adalah :
 Agar darah lebih banyak mengalir ke daerah kepala
ü
 Untuk memudahkan operasi di bagian perut.
ü
 Untuk memudahkan perawatan dan pemeriksaan
ü
• Pelaksanaan
Posisi tidur trendelenburg dilaksanakan pada :
 Pasien dalam keadaan syok.
ü
 Pasien dengan tekanan darah rendah
ü
 Pembedahan di daerah perut
ü
 Pemeriksaan tertentu, misalnya, bronchoscopy.
ü
• Persiapan alat-alat
Alat-alat yang disiapkan untuk melaksanakan posisi tidur ini adalah :
 Dua potong balok yang sama tinggi untuk meninggikan bagian kaki tempat
ü tidur atau ada tempat tidur yang bias dinaikkan bagian kakinya.
• Cara bekerja
Cara melaksanakan posisi tidur trendelenburg ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi tahu pasien
2. Mencuci tangan
3. Mengangkat bantal
4. Memasang balok pada kedua kaki tempat tidur, di bagian kaki pasien atau menaikkan pada bagian kaki bila ada tempat tidur yang bisa diatur.
5. Merapikan pasien
6. Mencuci tangan.
Perhatian : Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja


5) Mengatur posisi sim’s
• Pengertian
Yang dimaksud dengan posisi tidur sim’s adalah posisi tidur dalam posisi setengah telungkup
• Tujuan
 Cairan pasca operasi tonsil dapat mengalir keluar dengan lancar
ü
 Memudahkan rectal touche.
ü
 Untuk pelaksanaan huknah tinggi
ü
• Cara bekerja
Cara mengerjakan posisi tidur sim’s adalah sebagai berikut :
1. Memberi tahu pasien
2. Mencuci tangan
3. Mengangkat bantal
4. Letakkan kedua tangan pasien di atas dada, kedua tungkai di tekuk.
5. Perawat memasukkan kedua lengannya ke bawah bahu dan pangkal paha.
6. Mengangkat dengan perlahan badan pasien, dan ditarik kearah perawat, kemudian dimiringkan membelakangi perawat sampai dada menyentuh kasur, lengan di sisi yang tertindih diluruskan sejajar dengan punggung
7. Merapikan pasien
8. Mencuci tangan
Perhatian :
 Perhatikan keadaan umum pasien selama melakukan tindakan
v
v Pada rectal touché hanya bagian badan yang diperiksa yang dibuka pakaiannya.
7) Posisi lateral (side lying)

Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada pinggul dan lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain. Posisi ini sangat baik untuk istirahat dan tidur serta membantu menghilangkan tekanan-tekanan pada sacrum dan tumit. Bagi pasien yang mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi bagian tubuh akan merasa nyaman pada posisi ini dengan berbaring pada sisi yang normal.

BODY ALIGNMENT


MATERI TUTOR MINGGU III
1.      Diskusikan tentang kelainan postur tubuh ( body alignment )?
2.      Diskusikan tentang  faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment?
3.      Diskusikan tentang prinsip-prinsip body alignment ( postur tubuh )?
4.      Diskusikan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengkaji body aligment ( postur tubuh )?
5.      Diskusikan tentang petunjuk umum yang harus diikuti saat memindahkan pada setiap prosedur pemindahan ?
Jawaban:
1.      KELAINAN POSTUR
Kelainan postur yg didpat atau congenital mempengaruhi efisiensi system moskuloskeletal, spt kesejajaran tubuh keseimbangan dan penampilan.
Macam2 abnormal:
1)      Tortikolis
Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot sternokleidomastoideus berkontraksi.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan.
2)      Lordosis
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
3)      Kifosis
Diskripsi: peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
4)      Kifolordosis
Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis berdasarkan penyebab.
5)      Skoliosis
Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak sama
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
6)      Kifoskoliosis
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
7)      Dysplasia Pinggung Kongenital
Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, dan kadang-kadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan assetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbulum).
Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang).
Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus sehingga kaput vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum, beban abduksi, gips, pembedahan.
8)      Knock-knee (genu varum)
diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika seseorang berjalan.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.
Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh pertumbuhan.

2.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POSTUR TUBUH
a.       Gravity
·         Gravity adalah atraksi timbale balik antara tubuh dan bumi.
·         Pusat gravity: titik pusat seluruh massa dari suatu objek.
·         The line of gravity: imaginary garis vertical melalui pusat gravity suatu objek.
·         The base of support: fondasi dimana seseorang sedang istirahat.
b.      Pontural reflek dan Apposing Muscles Group.
Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada posisi tegak melawan gravity:
·         Otot ekstensor: otot-otot anti gravity.
·         Kontraksi otot-otot menyokong posisi tegak disebut postural tonus.
·         Numorous postural/Righting reflek merangsang dan mempertahankan postural tonus adalah:
J  Labyrithing sense
J  Tonicneel-righting reflex.
J  Actual oroptic reflex
J  Propoceptor or kinesthetic sense.
J  Extensor or anti gravity (stretum) reflex
J  Plantar reflex.
c.       Perubahan postur
d.      Struktur anatomy individu yang berbeda.

3.      Prinsip Body Aligment
Untuk mendapatkan postiur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, di antaranya:
a.       Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support.
b.      The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan keseimbangan lebih besar.
c.       Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
d.      The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
e.       Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
f.       Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan otot dan kontraktur.
g.      Karena struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
h.      Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.

4.      Untuk melakukan pengkajian body alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara lain:
1)      Posisi berdiri
Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior. Pasien dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada otot dan tulang pasien.
2)      Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf)
3)      Posisi berbaring
Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan.
4)      Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan hal-hal berikut ini :
a.       Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
b.      Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
c.       Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
d.      Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan
e.       Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua mungkin 40 X per menit.

5.      Teknik Memindahkan 
Perawat biasa memberi perawatan pada klien imobilisasi yang harus diubah posisi, dipindahkan di atas tempat tidur, dan harus dipindahkan dari tempat tidur ke kursi ataupun brankar. Mekanika tubuh yang sesuai memungkinkan perawat untuk mengangkat, menggerakkan, atau memindahkan klien dengan aman dan juga melindungi perawat dari cedera sistem muskuloskeletal.
Meskipun perawat menggunakan berbagai teknik memindahkan, berikut ini merupakan petunjuk umum yang harus diikuti saat memindahkan pada setiap prosedur pemindahan:
1.      Naikkan sisi bergerak pada sisi tempat tidur pada posisi berlawanan dengan perawat untuk mencegah klien jatuh dari tempat tidur. 
2.      Tinggikan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman. 
3.      Kaji imobilisasi dan kekuatan klien untuk menentukan bantuan klien yang dapat digunakan saat memindahkan. 
4.      Tentukan kebutuhan akan bantuan. 
5.      Jelaskan prosedur dan gambarkan apa yang diharapkan dari klien. 
6.      Kaji kesejajaran tubuh yang benar dan area tekanan setelah setiap kali memindahkan.
Perawat yang menggunakan teknik memindahkan atau menggerakkan untuk pertama kalinya harus meminta pertolongan untuk mengurangi risiko cedera pada klien dan perawat. Perawat harus juga mengetahui kekuatan dirinya dan keterbatasannya. Memindahkan klien imobilisasi sendirian merupakan hal yang tersulit dan berbahaya.
Memindahkan klien. Klien membutuhkan tingkat bantuan yang bervariasi untuk mengangkat dari tempat tidur, menggerakkan ke posisi miring, atau duduk di sisi tempat tidur.
Untuk menentukan apakah klien mampu melakukan sendiri dan berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk membantu mengangkat klien di atas tempat tidur, perawat mengkaji klien untuk menentukan apakah penyakit klien ada kontraindikasi dalam pengerahan tenaga (seperti penyakit kardiovaskular). Kemudian, perawat menentukan apakah klien memahami apa yang diharapkan. Jika ada, dibutuhkan beberapa perawat untuk menggerakkan klien diatas tempat tidur. Perawat kemudian menentukan tingkat kenyaman klien. Perawat juga mengevaluasi kekuatan pribadi dan pengetahuan prosedur. Pada akhirnya perawt menentukan apakah klien terlalu berat atau klien tidak bisa bergerak sehingga perawat menyelesaikan prosedur sendirian.
Memindahkan Klien dari Tempat Tidur ke Kursi oleh perawat membutuhkan bantuan klien dan tidak dilakukan pada klien yang tidak dapat membantu. Perawat menjelaskan prosedur pada klien sebelum pemindahan. Kursi ditempatkan dekat tempat tidur dengan punggung kursi sejajar dengan bagian kepala tempat tidur. Penempatan kursi memungkinkan perawat berputar dengan klien dan memindahkan berat badan klien dengan cepat.
Pemindahan yang aman adalah prioritas pertama. Perawat yang ragu-ragu dengan kekuatannya ataupun kemampuan klien untuk membantu, harus meminta bantuan. Klien harus duduk dan menjuntaikan kakinya di sisi tempat tidur sebentar sebelum berdiri. Kemudian klien harus berdiri di sisi tempat tidur untuk beberapa menit sehingga klien dapat dengan cepat menurunkan punggungnya ke tempat tidur pada kasus pusing atau pingsan.
Ketika memindahkan klien imobilisasi dari tempat tidur ke kursi roda perawat harus menggunakan mekanika tubuh yang tepat dan apabila memungkinkan kerjasama diperoleh sebanyak mungkin.
Memindahkan Klien dari Tempat Tidur ke Brankar.Klien imobilisasi yang dipindahkan dari tempat tidur ke brankar atau dari tempat tidur ke tempat tempat tidur harus membutuhkan tiga orang pengangkat. Teknik ini bagus dilakukan jika orang-orang yang memindahkan mempunyai kesamaan tinggi. Jika pusat gravitasi mereka sama, mereka mengangkat sebagai suatu tim. Cara lain memindahkan klien adalah dengan menggunakan kain pengangkat yang ditempatkan di bawah klien.
Kain pengangkat berguna sebagai ayunan ketika klien dipindahkan ke brankar. Pada teknik ini, perawat perlu berada di sisi berlawanan dari tempat tidur dan berpegang pada kain pengangkat ketika memindahkan klien ke brankar. Brankar dan tempat tidur ditempatkan berdampingan sehingga klien dapat dipindahkan dengan cepat dan mudah dengan menggunakan kain pengangkat.