siska nurfadila

siska nurfadila

Rabu, 14 Maret 2012

BODY ALIGNMENT


MATERI TUTOR MINGGU III
1.      Diskusikan tentang kelainan postur tubuh ( body alignment )?
2.      Diskusikan tentang  faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment?
3.      Diskusikan tentang prinsip-prinsip body alignment ( postur tubuh )?
4.      Diskusikan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengkaji body aligment ( postur tubuh )?
5.      Diskusikan tentang petunjuk umum yang harus diikuti saat memindahkan pada setiap prosedur pemindahan ?
Jawaban:
1.      KELAINAN POSTUR
Kelainan postur yg didpat atau congenital mempengaruhi efisiensi system moskuloskeletal, spt kesejajaran tubuh keseimbangan dan penampilan.
Macam2 abnormal:
1)      Tortikolis
Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana otot sternokleidomastoideus berkontraksi.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau imobilisasi berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan.
2)      Lordosis
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal, kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan penyebab.
3)      Kifosis
Diskripsi: peningkatan kelengkungan pada kurva spinal torakal.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal, menggunakan papan tempat tidur, memakai jaket, penggabungan spinal (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
4)      Kifolordosis
Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis berdasarkan penyebab.
5)      Skoliosis
Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic, panjang kaki tidak sama
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
6)      Kifoskoliosis
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, kor pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan).
7)      Dysplasia Pinggung Kongenital
Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi pinggul, dan kadang-kadang kontraktur adduksi (kaput vemur tidak bersambung dengan assetatbulum karena abnormal kedangkalan assetatbulum).
Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran sungsang).
Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus menerus sehingga kaput vemur menekan ke bagian tengah assetatbulum, beban abduksi, gips, pembedahan.
8)      Knock-knee (genu varum)
diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut rapat jika seseorang berjalan.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.
Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat diperbaiki oleh pertumbuhan.

2.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POSTUR TUBUH
a.       Gravity
·         Gravity adalah atraksi timbale balik antara tubuh dan bumi.
·         Pusat gravity: titik pusat seluruh massa dari suatu objek.
·         The line of gravity: imaginary garis vertical melalui pusat gravity suatu objek.
·         The base of support: fondasi dimana seseorang sedang istirahat.
b.      Pontural reflek dan Apposing Muscles Group.
Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada posisi tegak melawan gravity:
·         Otot ekstensor: otot-otot anti gravity.
·         Kontraksi otot-otot menyokong posisi tegak disebut postural tonus.
·         Numorous postural/Righting reflek merangsang dan mempertahankan postural tonus adalah:
J  Labyrithing sense
J  Tonicneel-righting reflex.
J  Actual oroptic reflex
J  Propoceptor or kinesthetic sense.
J  Extensor or anti gravity (stretum) reflex
J  Plantar reflex.
c.       Perubahan postur
d.      Struktur anatomy individu yang berbeda.

3.      Prinsip Body Aligment
Untuk mendapatkan postiur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, di antaranya:
a.       Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support.
b.      The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan keseimbangan lebih besar.
c.       Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
d.      The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
e.       Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
f.       Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan otot dan kontraktur.
g.      Karena struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
h.      Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.

4.      Untuk melakukan pengkajian body alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji antara lain:
1)      Posisi berdiri
Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior. Pasien dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada otot dan tulang pasien.
2)      Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot serta adanya sensasi (kerusakan saraf)
3)      Posisi berbaring
Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan.
4)      Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat memperhatikan hal-hal berikut ini :
a.       Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
b.      Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
c.       Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
d.      Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan
e.       Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang tua mungkin 40 X per menit.

5.      Teknik Memindahkan 
Perawat biasa memberi perawatan pada klien imobilisasi yang harus diubah posisi, dipindahkan di atas tempat tidur, dan harus dipindahkan dari tempat tidur ke kursi ataupun brankar. Mekanika tubuh yang sesuai memungkinkan perawat untuk mengangkat, menggerakkan, atau memindahkan klien dengan aman dan juga melindungi perawat dari cedera sistem muskuloskeletal.
Meskipun perawat menggunakan berbagai teknik memindahkan, berikut ini merupakan petunjuk umum yang harus diikuti saat memindahkan pada setiap prosedur pemindahan:
1.      Naikkan sisi bergerak pada sisi tempat tidur pada posisi berlawanan dengan perawat untuk mencegah klien jatuh dari tempat tidur. 
2.      Tinggikan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman. 
3.      Kaji imobilisasi dan kekuatan klien untuk menentukan bantuan klien yang dapat digunakan saat memindahkan. 
4.      Tentukan kebutuhan akan bantuan. 
5.      Jelaskan prosedur dan gambarkan apa yang diharapkan dari klien. 
6.      Kaji kesejajaran tubuh yang benar dan area tekanan setelah setiap kali memindahkan.
Perawat yang menggunakan teknik memindahkan atau menggerakkan untuk pertama kalinya harus meminta pertolongan untuk mengurangi risiko cedera pada klien dan perawat. Perawat harus juga mengetahui kekuatan dirinya dan keterbatasannya. Memindahkan klien imobilisasi sendirian merupakan hal yang tersulit dan berbahaya.
Memindahkan klien. Klien membutuhkan tingkat bantuan yang bervariasi untuk mengangkat dari tempat tidur, menggerakkan ke posisi miring, atau duduk di sisi tempat tidur.
Untuk menentukan apakah klien mampu melakukan sendiri dan berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk membantu mengangkat klien di atas tempat tidur, perawat mengkaji klien untuk menentukan apakah penyakit klien ada kontraindikasi dalam pengerahan tenaga (seperti penyakit kardiovaskular). Kemudian, perawat menentukan apakah klien memahami apa yang diharapkan. Jika ada, dibutuhkan beberapa perawat untuk menggerakkan klien diatas tempat tidur. Perawat kemudian menentukan tingkat kenyaman klien. Perawat juga mengevaluasi kekuatan pribadi dan pengetahuan prosedur. Pada akhirnya perawt menentukan apakah klien terlalu berat atau klien tidak bisa bergerak sehingga perawat menyelesaikan prosedur sendirian.
Memindahkan Klien dari Tempat Tidur ke Kursi oleh perawat membutuhkan bantuan klien dan tidak dilakukan pada klien yang tidak dapat membantu. Perawat menjelaskan prosedur pada klien sebelum pemindahan. Kursi ditempatkan dekat tempat tidur dengan punggung kursi sejajar dengan bagian kepala tempat tidur. Penempatan kursi memungkinkan perawat berputar dengan klien dan memindahkan berat badan klien dengan cepat.
Pemindahan yang aman adalah prioritas pertama. Perawat yang ragu-ragu dengan kekuatannya ataupun kemampuan klien untuk membantu, harus meminta bantuan. Klien harus duduk dan menjuntaikan kakinya di sisi tempat tidur sebentar sebelum berdiri. Kemudian klien harus berdiri di sisi tempat tidur untuk beberapa menit sehingga klien dapat dengan cepat menurunkan punggungnya ke tempat tidur pada kasus pusing atau pingsan.
Ketika memindahkan klien imobilisasi dari tempat tidur ke kursi roda perawat harus menggunakan mekanika tubuh yang tepat dan apabila memungkinkan kerjasama diperoleh sebanyak mungkin.
Memindahkan Klien dari Tempat Tidur ke Brankar.Klien imobilisasi yang dipindahkan dari tempat tidur ke brankar atau dari tempat tidur ke tempat tempat tidur harus membutuhkan tiga orang pengangkat. Teknik ini bagus dilakukan jika orang-orang yang memindahkan mempunyai kesamaan tinggi. Jika pusat gravitasi mereka sama, mereka mengangkat sebagai suatu tim. Cara lain memindahkan klien adalah dengan menggunakan kain pengangkat yang ditempatkan di bawah klien.
Kain pengangkat berguna sebagai ayunan ketika klien dipindahkan ke brankar. Pada teknik ini, perawat perlu berada di sisi berlawanan dari tempat tidur dan berpegang pada kain pengangkat ketika memindahkan klien ke brankar. Brankar dan tempat tidur ditempatkan berdampingan sehingga klien dapat dipindahkan dengan cepat dan mudah dengan menggunakan kain pengangkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar